Sabtu, 09 Februari 2013

KISI KISI UN 2013 BAHASA INGGRIS SMK



1. Pictures
Menentukan pernyataan lisan yang tepat tentang
kegiatan yang sedang berlangsung di dalam ruangan
(indoor)/di luar ruangan (outdoor) sesuai dengan
gambar.
Menentukan pernyataan lisan yang tepat tentang
lokasi suatu benda/posisi seseorang sesuai dengan
gambar.
Menentukan pernyataan lisan yang tepat tentang
penampilan (ciri-ciri fisik) seseorang/deskripsi benda
sesuai dengan gambar.
2.Questions/Statements-Responses
Menentukan respons yang tepat terhadap pernyataan/
pertanyaan lisan yang berisi pemberian saran/
pendapat.
Menentukan respons yang tepat terhadap pernyataan/
pertanyaan lisan yang mengungkapkan sebuah
undangan/penawaran
Menentukan respons yang tepat terhadap pernyataan/
pertanyaan lisan yang berisi pemberian arah atau
lokasi suatu tempat/keberadaan seseorang/kondisi
suatu benda/tempat
3. Short Conversation
Menentukan gambaran umum/informasi tertentu/
informasi tersirat dari percakapan lisan singkat
tentang kegiatan sehari-hari/kegiatan yang sedang
berlangsung
Menentukan gambaran umum/informasi tertentu/
informasi tersirat dari percakapan lisan singkat
tentang pemesanan sesuatu/pemberitahuan tentang
keadaan suatu barang.
Menentukan gambaran umum/informasi tertentu/
informasi tersirat dari percakapan lisan singkat
tentang suatu perijinan/perjanjian
Menentukan gambaran umum/informasi tersirat dari
percakapan lisan singkat tentang kegiatan masa
lampau/pendapat terhadap sesuatu hal
(benda/tempat/masalah)
4. Short Talk (Monolog)
1. Listening (Mendengarkan)
Memahami makna dalam wacana
lisan interpersonal, transaksional,
monolog sederhana dan teks
fungsional pendek berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, pekerjaan dan
keprofesian.
Menentukan gambaran umum/informasi tertentu/
informasi rinci/informasi tersirat dengan tepat dari
monolog lisan singkat tentang proses pengerjaan/
pengoperasian suatu alat/tips melakukan sesuatu.
Kompetensi–Standar Isi–2012-2013 57
NO KOMPETENSI INDIKATOR
Menentukan gambaran umum/informasi tertentu/
informasi rinci/informasi tersirat dengan tepat dari
monolog lisan singkat berbentuk pengumuman
singkat/iklan singkat/brosur suatu produk.
5. Error Recognition
Menentukan kata/frasa yang salah yang terdapat
dalam kalimat yang menyatakan perbandingan benda/
peraturan atau penolakan
Menentukan kata/frasa yang salah yang terdapat
dalam kalimat yang menyatakan deskripsi benda/
tempat wh-questions
Menentukan kata/frasa yang salah yang terdapat
dalam kalimat yang menyatakan deskripsi fisik
seseorang (physical appearance)/benda atau profesi
seseorang.
Menentukan kata/frasa yang salah yang terdapat
dalam kalimat yang menyatakan pengandaian/pilihan
tindakan.
Menentukan kata/frasa yang salah yang terdapat
dalam kalimat yang menyatakan perasaan seseorang
terhadap sesuatu/pendapat seseorang
6. Reading Comprehension
Menentukan pikiran utama paragraf/gambaran umum
atau informasi tertentu/informasi rinci/informasi
tersirat atau makna kata/frasa dalam
surat/memo/pesan/e-mail bersifat bisnis.
Menentukan pikiran utama paragraf/gambaran umum
atau informasi tertentu/informasi rinci/informasi
tersirat atau makna kata/frasa dari deskripsi
perusahaan/profil perusahaan.
Menentukan pikiran utama paragraf/gambaran umum
atau informasi tertentu/informasi rinci/informasi
tersirat atau makna kata/frasa pada deskripsi
pekerjaan seseorang di waktu lampau/job
descriptions
2. Reading (Membaca)
Memahami dan merespon makna
dalam wacana tulis interpersonal dan
transaksional, esai/monolog pendek
dan teks fungsional pendek berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari,
pekerjaan dan keprofesian.
Menentukan pikiran utama paragraf/gambaran umum
atau informasi rinci/informasi tersirat, atau makna
kata/frasa dalam sebuah teks procedure dalam bentuk
a.l. manual/ resep/ petunjuk/instruksi atau iklan.
7. Incomplete Dialog
Menentukan ungkapan untuk melengkapi dialog yang
berisi uraian tentang suatu kemungkinan/ pemberian
pendapat.
Menentukan ungkapan untuk melengkapi dialog yang
berisi penawaran sesuatu/perintah
3. Writing (Menulis)
Mengungkapkan dan merespon
makna dalam teks tulis fungsional
pendek dan esai sederhana bentuk
recount/news item/procedure secara
akurat dan berterima dalam konteks
kehidupan sehari-hari, pekerjaan dan
keprofesian.
Menentukan ungkapan untuk melengkapi dialog yang

KISI KISI UN 2013 MATEMATIKA SMK (KELOMPOK TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN PERTANIAN)


Menyelesaikan masalah dengan menggunakan
operasi bilangan real.
1. Melakukan operasi bilangan real dan
menerapkannya dalam bidang
kejuruan. Menentukan hasil operasi bilangan berpangkat dan
bentuk akar, dan/atau logaritma.
2. Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan dan
pertidaksamaan linear dua variabel
serta dapat menerapkannya dalam
bidang kejuruan.
Menyelesaikan masalah sistem persamaan atau
pertidaksamaan linear dua variabel.
Menentukan fungsi linear dan/atau grafiknya.
Menentukan fungsi kuadrat dan/atau grafiknya.
Menentukan model matematika dari masalah
program linear.
Menentukan daerah himpunan penyelesaian dari
masalah program linear.
3. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan fungsi linear, fungsi
kuadrat, program linear, dan sistem
pertidaksamaan linear.
Menentukan nilai optimum dari sistem
pertidaksamaan linear.
Menentukan hasil operasi matriks atau invers suatu
matriks.
4. Menerapkan konsep matriks dan
vektor untuk memecahkan masalah.
Menentukan hasil operasi vektor dan besar sudut
antar vektor pada bidang atau ruang.
Menentukan ingkaran dari suatu pernyataan.
Menentukan invers, konvers, atau kontraposisi.
5. Menerapkan prinsip-prinsip logika
matematika dalam pemecahan
masalah yang berkaitan dengan
pernyataan majemuk dan pernyataan
berkuantor.
Menarik kesimpulan dari beberapa premis.
Mengidentifikasi bangun datar, bangun ruang, dan
unsur-unsurnya.
Menghitung keliling dan luas bangun datar atau
menyelesaikan masalah yang terkait.
Menghitung luas bangun permukaan bangun ruang
atau menyelesaikan masalah yang terkait.
6. Menentukan unsur-unsur bangun
datar, keliling dan luas bangun datar,
luas permukaan dan volume bangun
ruang, unsur-unsur irisan kerucut serta
dapat menerapkannya dalam bidang
kejuruan.
Menghitung volume bangun ruang atau
menyelesaikan masalah yang terkait.
Menentukan unsur-unsur segitiga dengan
menggunakan perbandingan trigonometri.
7. Menerapkan konsep perbandingan
trigonometri dalam pemecahan
masalah. Mengkonversi koordinat kutub ke koordinat kartesius
atau sebaliknya.
Mengidentifikasi pola, barisan, atau deret bilangan.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
barisan atau deret aritmetika.
8. Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan barisan dan deret.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
barisan dan deret geometri.
9. Menerapkan konsep peluang dalam Menentukan permutasi atau kombinasi.
Kompetensi–Standar Isi–2012-2013 60
NO KOMPETENSI

KISI KISI UNAS 2013 MATEMATIKA SMK (KELOMPOK AKUNTANSI DAN PEMASARAN) NO KOMPETENSI INDIKATOR


Menyelesaikan masalah berkaitan dengan
persentase untung atau rugi dari suatu kegiatan
ekonomi.
1. Melakukan operasi hitung pada
bilangan real dan dapat
menerapkannya dalam bidang
kejuruan. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan.
Menentukan penyelesaian sistem persamaan linier
dua variabel.
Menentukan model matematika pada permasalahan
program linier.
2. Menggunakan konsep persamaan dan
pertidaksamaan, program linier dalam
pemecahan masalah.
Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat.
3. Menerapkan konsep operasi pada Menghitung hasil operasi matriks.
matriks dalam pemecahan masalah. Menentukan invers matriks.
4. Mengaplikasikan prinsip-prinsip Menentukan ingkaran dari suatu pernyataan.
logika matematika dalam menarik
kesimpulan.
Menentukan kesimpulan yang sah berdasarkan
aturan penarikan kesimpulan dari dua buah premis
yang diketahui.
Menentukan salah satu unsur pada perhitungan
keseimbangan pasar, jika diketahui fungsi
permintaan dan fungsi penawaran.
5. Menyelesaikan masalah berkenaan
dengan fungsi dan dapat
menerapkannya dalam bidang
kejuruan. Menentukan persamaan fungsi kuadrat, jika
diberikan grafiknya dan atau sebaliknya.
Menentukan rumus umum atau salah satu unsur dari
suatu barisan aritmetika atau geometri.
6. Menerapkan konsep barisan dan deret
dalam pemecahan masalah.
Menentukan jumlah deret geometri tak hingga atau
memecahkan masalah terkait.
7. Menggunakan konsep keliling dan
luas bangun datar dalam
menyelesaikan masalah.
Menghitung keliling dan luas bangun datar.
Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
permutasi atau kombinasi.
8. Menerapkan konsep permutasi dan
kombinasi serta banyak kemungkinan
dan peluang suatu kejadian dalam
menyelesaikan masalah.
Menentukan peluang suatu kejadian.
Menginterpretasi data yang disajikan dalam bentuk
diagram.
Menentukan ukuran pemusatan data.
9. Menerapkan konsep pengolahan,
penyajian, dan penafsiran data
statistik dalam pemecahan masalah.
Menentukan ukuran penyebaran data.
Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
bunga tunggal.
Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
bunga majemuk.
Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
rente.
Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
anuitas.
10. Menerapkan konsep matematika
keuangan serta trampil
menggunakannya untuk
menyelesaikan permasalahan dalam
bidang kejuruan.
Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan

Kamis, 07 Februari 2013

Jadilah AKAR yang gigih mencari air...!
Menembus tanah yang keras demi sebatang pohon...
Ketika pohon tumbuh, berdaun rimbun, berbunga indah, menampilkan eloknya pada
Dunia dan mendapatkan Pujian...akar tetap tidak iri, ia tetap bersembunyi dalam
tanah...
Itulah makna dari sebuah Ketulusan dan Keikhlasan...

Manusia yang memiliki perpaduan Tulus, Ikhlas, Sabar dan Tegar bagai
AKAR...merekalah orang-orang yang mampu merubah warna zaman...Ia kan tetap hidup
dan menghidupkan.

Selamat beraktivitas sobat, semoga hari ini kita dpt bermanfaat bagi diri kita
keluarga dan masyarakat

Selasa, 05 Februari 2013

MOTIFASI

Teori –Teori Motivasi
Ada empat teori motivasi adalah sebagai berikut :
a.        Teori Kebutuhan
Teori kebutuhan memfokuskan pada yang membutuhkan orang untuk hidup berkecukupan. Dalam praktiknya, teori kebutuhan berhubungan dengan bagian pekerjaan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seperti itu.
b.        Teori Keadilan
Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yang diterima. Individu akan termotivasi kalau mereka mengalami kepuasan dan mereka terima dari upaya dalam proporsi dan dengan usaha yang mereka pergunakan.
c.          Teori Harapan
Menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternatif tingkah laku, berdasarkan harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tiap tingkah laku.

d.        Teori Penguatan
Teori penguatan menyangkut ingatan orang mengenai pengalaman rangsangan respon konsekuensi. Menurut teori penguatan,seorang termotivasi kalau dia memberikan respon pada rangsangan dalam pola tingkah laku konsisten sepanjang waktu.(Nursalam, 2002).
Motivasi Menurut Bentuknya
  1. Motivasi instrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari dalam diri individu, biasanya muncul dari prilaku yang dapat memenuhi Kebutuhan manusia sehingga menjadi puas.
  2. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar individu yang merupakan pengaruh dari orang atau lingkungan. Prilaku yang dilakukan dengan kekhawatiran, kesangsian apabila tidak tercapai kebutuhanTop of Form
  3.  Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalm kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali.(Syaputra, 2010).

 Unsur-Unsur Motivasi
1.Tujuan
Manusia  adalah  makhluk  bertujuan, meski tidak ada manusia yang mempunyai tujuan   yang benar-benar  sama. Demikian  juga sama halnya dengan organisasi. Idealnya semua  manusia organisasional  memiliki  motivasi  tinggi   dan  ada   kesadaran   dalam   diri   mereka
bahwa  tujuan organisasi adalah bagian dari tugas keorganisasian dan juga tujuan hidupnya.
2.Kekuatan dari Dalam Diri Individu
Manusia adalah insan yang memiliki energi, apakah itu energi fisik, otak, mental dan spiritual dalam arti luas. Kekuatan ini berakumulasi dan menjelma dalam bentuk dorongan batin seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik dan benar.
3.Keuntungan
Manusia bekerja ingin mendapatkan keuntungan adalah manusiawi, meski harus dihindari sikap yang hanya ingin bekerja manakala ada keuntungan langsung (direct profit) yang akan diperolehnya. Rasa dekat terhadap kebutuhan, keinginan memperoleh imbalan, rasa ingin meningkatkan diri dan seperangkat keinginan mencari keuntungan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan aktivitas manusia. (Agungpia, 2010).

 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
    Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi belajar diantaranya
adalah :
1.Cita-cita atau aspirasi mahasiswa
Suatu keinginan atau cita-cita akan terpenuhi apabila diiringi
dengan usaha. Suatu usaha merupakan salah satu bentuk adanya motivasi yang bisa datang dari diri sendiri maupun orang lain.
2.Kemampuan mahasiswa
Keinginan seorang mahasiswa untuk belajar pasti diiringi dengan
kemampuan atau kecakapan yang dimilikinya agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan.
3.Kondisi mahasiswa
Kondisi adalah suatu keadaan yang melingkupi diri mahasiswa, dimana kondisi mahasiswa ini terdiri dari dua macam yaitu kondisi jasmani dan rohani.
4.Kondisi lingkungan mahasiswa
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar kita,
baik yang bersifat abstrak maupun konkrit. Salah satu bentuk lingkungan yang ada di sekitar mahasiswa diantaranya tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan di masyarakat. (Ratnawati, 2011).
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1.Faktor Ekstern
-       Lingkungan kerja
-       Pemimpin dan kepemimpinannya
-       Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
-       Dorongan
2. Faktor Intern
- Pembawaan individu
- Tingkat pendidikan
- Pengalaman masa lampau
- Keinginan atau harapan masa depan.
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi :
  1. Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya, tingkat kedewasaan, dsb.
  2. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan.
  3. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya.
  4. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaan.
  5. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu.
  6. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.
  7.  Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita

Minggu, 03 Februari 2013

Kurikulum 2013, Ujian Nasional, dan Peran Guru Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan

Berdasarkan buku Pengembangan Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2012), gambaran ringkas dari kurikulum baru yang akan mulai diterapkan pada Juni 2013, adalah kurikulum dikembangkan untuk mengasah tiga kompetensi peserta didik, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sehingga standar kompetensi lulusan (SKL) dalam kurikulum baru ini dikembangkan berdasarkan ketiga ranah tersebut. Untuk mencapai SKL, proses pembelajaran akan mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat/mengamati, membaca, mendengar), bertanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Oleh karena SKL dan proses pembelajaran dikembangkan seperti itu, maka otomatis aspek penilaian peserta didik juga mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian hasil belajar peserta didik akan dikumpulkan melalui tes dan portofolio. Penilaian harus dilakukan secara otentik untuk mengukur semua kompetensi peserta didik, dengan menggunakan instrumen utama penilaian adalah portofolio yang dibuat oleh siswa. Berarti dituntut adanya keseimbangan antara proses dan hasil. Hal ini akan diaplikasikan pada setiap jenjang pendidikan, dari SD hingga SMA. Tetapi khusus untuk SD, pendekatan dalam sistem pembelajaran yang digunakan berbasis tematik integratif. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA, menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Mengacu dari gambaran sepintas tentang kurikulum baru di atas, muncul pertanyaan mendasar apakah ujian nasional (UN) akan tetap dilaksanakan di semua jenjang pendidikan ?. Menurut Mendikbud Mohammad Nuh, dan  Teuku Ramli Zakaria anggota Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), yang dimuat di Kompas.com (2012). Untuk jenjang pendidikan SD, keduanya mengisyaratkan ada dua kemungkinan. Pertama, kemungkinan UN ditiadakan pada tingkat SD, dan kedua, bisa jadi UN tetap berlanjut dengan pola dan cara yang berbeda dari yang selama ini dijalankan. Kisi-kisi UN dari nasional tapi soal dibuat oleh sekolah. Sementara untuk jenjang yang lain seperti SMP dan SMA, UN tetap dijalankan seperti biasa. Untuk ke dua jenjang pendidikan ini, UN masih dianggap penting sebagai pertimbangan proses seleksi ke jenjang selanjutnya.
Kalau demikian adanya, pertanyaan besar yang kemudiaan mengemuka adalah apakah guru dapat menjalankan perannya melakukan penilaian secara optimal sesuai dengan prinsip-perinsip baku penilaian dan tuntutan kurikulum 2013 apabila UN tetap dilaksanakan ?
Dalam sistem penyelenggaraannya, terutama untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA, UN dijadikan penentu kelulusan dan dijadikan dasar pemetaan mutu pendidikan. Inilah yang ironis dalam sistem pendidikan di Indonesia. Berdasarkan prinsip baku penilaian, pelaksanaan  penilaian dan penentuan hasil belajar peserta didik merupakan hak (kewenangan) guru. Dengan diselenggarakannya UN, berarti kewenangan yang melekat itu menjadi tercabik. Guru yang membelajarkan peserta didik dengan susah payah, pihak lain yang menentukan standar kelulusannya. Kelulusan siswa tidak ditentukan oleh guru yang memantau, mendidik, membimbing, dan membina anak didiknya selama 3 tahun dalam proses pembelajaran, tetapi cukup ditentukan dengan hasil UN selama 2 jam yang sudah ditentukan standar nilai minimalnya. Suatu hal yang tidak logis untuk menilai seseorang mampu dan tidak mampu hanya dari satu aspek saja, yaitu aspek kognitif, sedangkan intelektual yang bermoral merupakan proses yang diamati dan dinilai oleh orang yang membmbing, orang yang membina.  Di sini peran guru dikebirikan. Beberapa kasus terjadi, ada seorang siswa yang sering menjuarai berbagai olimpiade sampai tingkat Nasional, berperilaku baik dan santun namun pada saat kelulusan ia dinyatakan tidak lulus. Di sisi lain ada seorang siswa yang kurang baik dalam berperilaku, sering bolos dan tidak sopan, namun ia mendaat nilai tertinggi saat kelulusan. Sungguh ketidak adilan dalam hal ini sangat menonjol.
Disamping itu, dengan adanya kebijakan  yang   memposisikan hasil UN sebagai penentu kelulusan menjadi momok yang menakutkan bagi peserta didik, sekolah dan pemerintah daerah. Kehawatiran untuk tidak lulus, mendorong mereka untuk mencari cara agar bisa lulus, walaupun cara tersebut bertentangan dengan aturan yang berlaku. Hal ini telah terbukti dalam banyak kasus yang muncul seiring dengan pelaksanaan UN setiap tahunnya. Dengan demikian, kredibilitas penyelenggaraan UN menjadi diragukan.
Di sinilah permasalahan pendidikan di Indonesia yang memunculkan suatu pertanyaan terhadap kelulusan siswa yang hanya ditentukan oleh 3 atau lebih materi Ujian Nasional, sedangkan materi lain dan keaktifan serta intelektual siswa lainnya yang menyangkut aspek afektif dan psikomotorik siswa tidak dinilai. Sehingga alangkah bijaksananya apabila UN tidak dijadikan penentu kelulusan, dan terasa menggelikan apabila hasil UN masih dijadikan dasar pemetaan mutu pendidikan. Janganlah UN “didewakan” dalam sistem  pendidikan. Bila UN tetap ngotot ingin dipertahankan, sepatutnya dicarikan formula (sistem) yang tidak lagi mengakomudir ke dua hal itu. Bila perlu penilaian sepenuhnya dikembalikan kepada guru. Merekalah yang memiliki hak utama dalam penilaian, karena lebih tahu tentang peserta didiknya. Dengan demikian para guru tidak perlu merasa dikebiri haknya dalam menilai peserta didiknya sendiri.
Apabila pelaksanaan UN masih tetap dipertahankan dengan menggunakan sistem seperti saat ini, maka peran guru sebagai pengajar sekaligus pendidik akan tetap kurang menentukan hasil pendidikan. Sebagai mana telah kita ketahui bersama, guru dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi ganda, sebagai pengajar dan pendidik, maka guru secara otomatis mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai kemajuan pendidikan.
“Guru kencing berdiri murid kencing berlari”. Pepatah ini dapat memberi kita pemahaman bahwa betapa besarnya peran guru dalam dunia pendidikan pada saat masyarakat mulai menggugat kualitas pendidikan yang dijalankan di Indonesia. Tidak perlu bangga dan terlena dengan hasil UN. Masih banyak hal terkait yang harus dibenahi, sehingga guru dapat menjalankan profesionalnya dengan optimal. Misalnya, masalah peningkatan kualitas guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan kesejahteraan guru.
Menyadari keseluruhan uraian di atas, kiranya dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa bagaimana pun UN dengan sistim yang sekarang tidak sesuai dengan semangat atau tuntutan yang terkandung dalam kurikulum 2013, yang menuntut penilaian pada semua ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor). UN juga tidak sejalan dengan prinsip-prinsip baku penilaian, serta telah mengebiri hak dan mencabik peranan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan

Sabtu, 02 Februari 2013

Delapan Prinsip manajemen Mutu yang menjadai landasan Penyusunan ISO

  1. FOKUS PELANGGAN
  2. KEPEMIMPINAN
  3. KETERLIBATAN ORANG
  4. PENDEKATAN PROSES
  5. PENDEKATAN SISTEM TERHADAP MANAGEMEN
  6. PEMBAGIAN TERUS MENERUS
  7. PENDEKATAN FAKTUAL
  8. HUBUNGAN PEMASOK